Belajar dari Kisah Luqman Al-Hakim: Pendampingan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti telah meluncurkan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada tanggal 27 Desember 2024. Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tersebut meliputi: 1) Bangun Pagi; 2) Taat Beribadah; 3) Rajin Berolah Raga; 4) Gemar Belajar; 5) Makan Sehat dan Bergizi; 6) Aktif Bermasyarakat; dan 7) Tidur Cepat.
Poster Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
(Foto: Dokumentasi Buku Panduan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat)
Melalui Gerakan tersebut, anak-anak Indonesia diajak membangun kebiasaan positif sejak dini sehingga dapat menjadi pondasi kokoh bagi pembentukan karakter yang unggul, bermanfaat bagi diri sendiri, serta menjadi modal penting dalam membangun masa depan bangsa. Agar tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat itu dapat tercapai, tentunya diperlukan pendampingan intensif dari orang tua dan guru.
Allah SWT telah memberikan sosok teladan Luqman Al-Hakim dalam mendidik (mendampingi) anak melalui salah satu surat dalam Al-Qur’an, yaitu Surat Al-Luqman yang merupakan surat ke-31. Berdasarkan riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Ibnu Jarir ath-thabari, Ibnu Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu ‘Abbas bahwa Luqman adalah seorang hamba/budak dan tukang kayu dari Habasyah (dikenal juga dengan nama Abessinia dan Ethiopia, sebuah negara merdeka tertua yang terletak di benua Afrika). Para ulama mengatakan bahwa Luqman adalah seorang yang arif, bijak, dan bukan nabi sehingga beliau mendapatkan gelar Al-Hakim di belakang namanya.
Dalam Q.S. Al-Luqman (31) ayat 12 sampai 19, kita dapat menemukan dasar-dasar konsep pendidikan Islam yang meliputi pendidikan aqidah, syariah, dan akhlak. Ketiga pokok pendidikan tersebut dapat dijadikan sumber inspirasi bagi para orang tua dan guru dalam mendidik (mendampingi) anak-anak melalui program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tersebut di atas .
- Pendidikan aqidah (keimanan) meliputi aspek ajaran tentang tauhid. Hal ini dapat kita temukan dalam ayat 13 yang menjelaskan bahwa Luqman melarang anaknya menyekutukan Allah SWT. Larangan ini adalah sesuatu yang memang patut disampaikan Luqman kepada putranya karena menyekutukan Allah SWT adalah perbuatan dosa yang paling besar.
وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah SWT, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
- Pendidikan syariah meliputi aspek ajaran tentang ibadah yang meliputi ibadah khusus (mahdhah) dan ibadah umum (ghairu mahdhah). Hal itu dapat kita temukan dalam ayat 17 yang menjelaskan bahwa Luqman memerintahkan anaknya untuk mendirikan salat serta mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِۚ
Artinya: “Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting”.
- Pendidikan akhlak meliputi meliputi aspek ajaran tentang perilaku. Hal itu dapat kita temukan dalam ayat 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Perilaku tersebut meliputi perilaku dalam bersyukur atas nikmat Allah SWT, perilaku terhadap kedua orangtua (untuk berbuat baik kepada mereka, sopan santun kepada keduanya, serta memperlakukan keduanya dengan baik), perilaku dalam berbuat kebaikan, perilaku dalam berdakwah di jalan Allah SWT dengan cara menyeru kepada kebaikan dan melarang dari kejahatan serta perintah untuk bersabar atas hal-hal yang menimpanya, serta perilaku untuk tidak bersikap sombong, tinggi hati dan berlaku congkak di muka bumi, karena sesungguhnya Allah SWT membenci sikap-sikap tersebut.
Dengan berpegang teguh pada tiga dasar konsep pendidikan Islam tersebut di atas, mari kita dampingi anak-anak dalam menjalankan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kebiasaan bangun pagi dapat dilakukan sejalan dengan kewajiban menjalankan Salat Subuh. Kebiasaan taat beribadah dapat dilakukan sejalan dengan kewajiban menjalankan salat lima waktu serta ibadah lainnya. Adapun kebiasaan rajin berolah raga, gemar belajar, makan sehat dan bergizi, aktif bermasyarakat, dan tidur cepat dapat dilakukan sejalan dengan pendidikan akhlak (perilaku) dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penulis:
Dr. Suhartini, S.S., M.A
(BPP Majelis PAUD Dasmen PDA Bantul, Bertugas di Universitas Teknologi Yogyakarta)